Sampai kemarin ada yang mempertanyakan: adakah kita sudah bisa aktif lagi pada bulan itu?
Saya menjawab, insya Allah sudah. Pelajaran yang lalu tentang pandemi dan
social distance berlaku selama 3.5 bulan. Itu yang ditulis Richard J. Hatchett dan terbit di The Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Dalam diskusi sore dengan orang yang lain, saya sampaikan bahwa Jerman merasa sudah perlu memulai sekolah tanggal 4 Mei 2020 (Coronavirus: German easing of lockdown to start with schools on May 4)
dan pada hari browsing yang sama, saya juga mendapati persepsi bahwa
ranah politik AS sudah membunyikan penanda bahwa warga AS akan segera
bosan dengan work from home. Dan kebosanan mahluk sosial karena tertahan
ke-sosial-annya menghawatirkan para politisi.
Bagi
Indonesia, bila 'tekanan' WHO untuk Indonesia mengendur, saya kira
Indonesia akan segera mengikuti trend yang digagas Jerman dan AS.
Pertama, sistem politik di Indonesia tidak pernah memusingkan hasil
riset atau laporan kerja para frontier pandemi di Rumah Sakit. Kedua,
budaya kita sedikit banyak seperti bebek: ikut saja sama yang didepan,
tidak perlu memperhatikan rambu-rambu yang ada. Jalan mana saja yang
dipilih tidak masalah, yang penting selamat sampai tujuan.
Maka
saya yakinkan teman saya yang Doktornya dari ranah engineering dan jauh
dari logika ekologi itu bahwa pada bulan itu we will already be
back in office to continue our plan. Begitulah bila kita merujuk ke pesan pandemi 1918.
Ujian dari Allah
itu ada waktunya. Dan bila tugas virus itu sudah selesai, ia akan
kembali seperti yang sudah dilakukan petugas (virus influenza) lainnya.
Wallahu a'lam.
Apr 28, 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment