Apr 23, 2012

Entrusting the spreadsheet

Ceritanya males nganalisis data spasial dengan Matlab seperti petunjuk Bapake. Maka dibuatlah stupid approach melulu menggunakan ArcGIS model, diekspor ke Python script dan tabel dbf-nya dibongkar-muatkan kembali ke ArcGIS. Seperti yang biasa dikerjakan orang kantor.

Syahdan, selesailah 2x2x25x7 file vektor dan raster ditempel-tempel dan menghasilkan sel di spreadsheet sebanyak 7worksheet@17x800 sel plus beberapa worksheet summary. Didalam (tiap) sel ada "if .. then" yang query antar kolom dalam 1 baris plus regresi linier sederhana yang nyambung lagi ke worksheet lain dengan "names" dan permanent cell query. Di worksheet lain ada extension CorelPolyGUI. Addon statistik yang dijamin dummy-proof.

Waktu hasilnya di sort untuk ngecek konsistensinya, masya Allah! Yang tadinya negatif bisa berubah positif sendiri. Sudah direboot komputernya, diulang masih sama. Hm.. ini bukan soal hardware seperti waktu mbikin loop Python di ArcGIS. Ketemu sama Pak Pakistan, dia cuman ketawa: "Ha ha .. itu juga bagian dari research". Yo wis, ayem-ayem ning tetep nggemblung.

Tak tinggal mlaku-mlaku nyang musholla, sambil berkhayal di perjalanan. Hmm, enaknya semua nilai diubah jadi angka tanpa rumus, kalau perlu dijadikan comma separated value (csv). Dan Subhanallah jalan. So, I just feed the result back as dbf menggunakan LibreOffice. Excel bisa mbaca nggak mau nulis dbf. Panggil ulang di ArcGIS, kolom yang baru langsung tunjuk jari. Alhamdulillah.

Kesimpulan: untuk array yang besar, memang semestinya tidak diolah menggunakan spreadsheet. Mesti banting ke bahasa yang memang dibuat untuk itu: Matlab, Octave, R, Python-Numpy, whatever. Mudah-mudahan, nanti kalau balik ke Indonesia bisa diterjemahkan ke FOSS. Sekarang lebih baik mengerti proses dan approachnya, FOSSnya ngalah dulu.

No comments:

Post a Comment