lebih dari 10 tahun y.l, aku hanya mengatakan pada diriku sendiri, dengan dorongan dari pesawat at hotmail dot com, aku tidak akan membajak. niat ingsun itu menendang pantatku ke Linux mulai dari Redhat hingga akhirnya settle dengan Debian Potato.
Sekarang, ada alasan lain. Kalau kita rajin memilih FOSS dan bukan propietary, sebenarnya kita sedang memperkaya diri sendiri: dengan ilmu, kesempatan dan uang. dan sebenarnya bukan hanya diri -individu- tapi juga kelompok (peneliti/perekyasa) yang kerja bareng sama kita, masyarakat pengguna software (mana lg yg gak make?) dan negara dalam skala kapital.
How? kalau tahun 2012 ini ada kebutuhan menggunakan software modeling dengan pagu dana 10 jt, misalnya (kurang, kali), kalau digunakan untuk mbeli software modeling propietary bikinan luar Indonesia -pastinya, krn kl enggak maka hasil modelingnya tidak masuk jurnal internasional- maka uang yang muncul dari ide kita, proposal kita dan harusnya bermanfaat utk kita krn kt yg mengupayakan justru disetor ke negara kaya -pastinya lagi-.
Kalau dgn FOSS, maka 10 jt itu cukup banget utk OJ, rapat, pelatihan, mengembangkan modul atau add-on dengan software house kecil2an punya tetangga sebelah, dan hasilnya masih bisa diklaim utk jurnal internasional. bahkan add-on-nya masih bisa berguna untuk masyarakat luas di dunia. dan karena manfaatnya lebih luas dan terkonsentrasi di tetangga shg tetangga tdk lapar, maka pahala itu terus mengalir hingga proyeknya sudah dilupakan BPKP dan yang mengerjakan proyek sudah dicabut nyawanya.
Kurang FOSS apa lagi?
No comments:
Post a Comment